Sabtu, 03 Maret 2012

Asal Usul Suku NIAS


ASAL USUL SUKU NIAS

Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah). Tari Perang diperagakan di halaman tengah pedesaan tradisional. Foto koleksi Tropenmuseum, Amsterdam

Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. dermawan laoli Kasta : Suku Nias mengenal sistem kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.

MITOLOGI

Menurut masyarakat Nias, salah satu mitos asal usul suku Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut "Sigaru Tora`a" yang terletak di sebuah tempat yang bernama "Tetehöli Ana'a". Menurut mitos tersebut di atas mengatakan kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 orang Putra yang disuruh keluar dari Tetehöli Ana'a karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.

PENELITIAN ARKEOLOGI

Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya ada yang dimuat di
Tempointeraktif, Sabtu 25 November 2006 dan di Kompas, Rabu 4 Oktober 2006 Rubrik Humaniora menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak 12.000 tahun silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak
30.000 tahun lampau
kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut Vietnam.

Marga Nias

Suku Nias menerapkan sistem marga mengikuti garis ayah (patrilineal). Marga-marga umumnya berasal dari kampung-kampung pemukiman yang ada.

No
Marga Nias
No
Marga Nias
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Amazihönö
Baeha
Baene
Bago
Bali
Bate’e
Bawamenewi
Bawaulu
Bazikho
Bidaya
Bohalima
Bulu’aro
Bunawölö
Bu’ulölö
Buaya
Daeli
Dakhi
Dawölö
Daya
Dohare
Dohude
Duha
Falakhi
Famaugu
Fanaetu
Fau
Finowa’a
Gaho
Ganumba
Garamba
Gari
Gaurifa
Ge’e
Gea
Giawa
Gowasa
Göri
Gulö
Halawa
Harefa
Haria
Harita
Hia
Hondrö
Hulu
Humendru
Hura
La’ia
Lafau
Lahagu
Lahu
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
Laoli
Laowö
Larosa
Lase
Lature
Luahambowo
Lawölö
Lö’i
Lömbu
Maduwu
Manaö
Manaraja
Maru’ao
Maruhawa
Marundruri
Marulafau
Mendröfa
Möhö
Nakhe
Nazara
Ndraha
Nduru
Nehe
Saota
Sarahönö
Sarumaha
Sihura
Tafana’ö
Telaumbanua
Wakho
Waoma
Wa’ö
Warasi
Waruwu
Wate
Wa’u
Waya
Zagötö
Zai
Zalukhu
Zamili
Zandroto
Zebua
Zega
Zendratö
Ziawa
Zidömi
Ziliwu
Ziraluo
Zörömi



MAKANAN KHAS NIAS

  1. Gowi Nihandro (Gowi Nitutu ; Ubi tumbuk)
  2. Harinake (daging Babi cincang dengan cacahan yang tipis dan kecil-kecil)
  3. Godo-godo (ubi / singkong yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang di taburi dengan kelapa yang sudah di parut)
  4. Köfö-köfö(daging ikan yang dihancurkan, dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/diasap)
  5. Ni'owuru (daging babi yang sengaja diasinkan agar bisa bertahan lama)
  6. Raki gae (pisang goreng)
  7. Tamböyö (ketupat)
  8. Loma (beras ketan yang dimasak dengan menggunakan buku bambu)
  9. Gae ni bogo

MINUMAN KHAS NIAS

  1. Tuo Nifarö (minuman yang berasal dari air sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias "Pohon Nira" = "töla nakhe") yang telah diolah dengan cara penyulingan)
  2. Tuo mbanua (minuman tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa)

BUDAYA NIAS

  1. Hombo Batu (Lompat Batu)
  2. Tari Perang
  3. Maena
  4. Tari Moyo
  5. Tari Mogaele
  6. Sapaan Ya'ahowu
  7. Fame Ono nihalõ (Pernikahan)
  8. Omo Hada(Rumah Adat)
  9. Fame'e Tõi Nono Nihalõ (Pemberian nama bagi perempuan yang sudah menikah)

Dalam budaya Ono Niha (Nias) terdapat cita-cita atau tujuan rohani hidup bersama yang termakna dalam salam “Ya’ahowu”(dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia “semoga diberkati”). Dari arti Ya’ahowu tersebut terkandung makna: memperhatikan kebahagiaan orang lain dan diharapkan diberkati oleh Yang Lebih Kuasa. Dengan kata lain Ya’ahowu menampilkan sikap-sikap: perhatian, tanggungjawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Jika seseorang bersikap demikian, berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan orang lain : tidak hanya menonton, tanggap, dan bertanggungjawab akan kebutuhan orang lain (yang diucapkan : Selamat – Ya’ahowu), termasuk yang tidak terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalah persaudaraan (dalam damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan untuk pengembangan hidup bersama.

TOKOH SUKU NIAS

1.      PR. Telaumbanua, Gubernur Sumatera Utara 1965-1967, Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia/DPRD)Kabupaten Nias tahun 1945, Bupati Kabupaten Dati II Nias 1945-1954, Residen Sumatera Timur 1960-1963, Walikota Medan 1963-1965, dan Anggota DPR-RI hasil Pemilu tahun 1971. Lahir di Gunungsitoli/Nias, 30 September 1919.

2.      Drs.Pieter Taruyu Vau , Duta Besar Indonesia untuk Brasil dan Bolivia 2002-2005.

3.      DR.Hekinus Manao direktur Eksekutif Bank Dunia 1 November 2010 s/d sekarang, Lahir di Nias 14 Juli 1956, Hekinus mewakili 11 negara anggota Bank Dunia yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Fiji, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Thailand, Tonga, dan Vietnam. Hekinus Manao mengawali karirnya sebagai seorang Akuntan. Ia memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan untuk bidang Manajemen dari Universitas Indonesia. Pada 1995, Hekinus meraih gelar Doktor bidang Administrasi Bisnis dari Cleveland State University, Ohio, Amerika Serikat.

4.      DR.Yasonna H. Laoli SH, Anggota DPR/ MPR RI 2004-2009 dan 2009 - sekarang, Wakil Sekretaris Fraksi PDIP di MPR RI.

5.      Mayor Jendral Drs.Christian Zebua MM Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (2009-2011) dan Tenaga Ahli Pengajar Bidang Padnas Lemhanas RI.

6.      Prof.DR.Taliziduhu Ndraha Guru Besar Institut Ilmu Pemerintahan IIP, Jakarta dan Pengelola Program S3 Ilmu Pemerintahan Unpad-IIP, Lahir di Nias, 18 Mei 1935, menamatkan pendidikan S1-nya di Fakultas Ketatanegaraan dan Katataniagaan (FKK) Universitas Brawijaya (Unbraw), Malang (1969).)

7.      Prof. Suahasil Nazara SE, MSc, PhD Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Lahir di Jakarta, 23 November 1970.Doktor lulusan Universty Illinois dan Cornell university ini mengkhususkan bidang ilmunya di Regional Development.

8.      Dr.Ir.Yuskar Lase DEA, Pakar struktur bangunan tahan gempa dari Universitas Indonesia. Lahir di Nias 08 Januari 1961.

9.      Andrias Harefa Memulai kariernya sebagai writerpreneur (1988-1990), lelaki keturunan Nias yang lahir di Curup, Bengkulu,6 September 1964 ini kemudian menjadi professional trainer berlisensi Dale Carnegie Training (1990-1998). Selepas itu ia mendedikasikan hidupnya untuk apa yang disebutnya sebagai VISI INDONESIA 2045: Indonesia menjadi salah satu dari lima negara paling maju di dunia di tahun 2045.

10.  Prof.Dr.Ir.Arwin Sabar MSc. DEA Lahir di Nias 14 Maret 1952 Guru Besar Teknik Lingkungan ITB.

11.  DR. Edison Hulu SE.ME Lahir di Nias 15 Agustus 1959 Chief economist Indonesian Exchange/ Kepala Ekonomi Bursa Efek Jakarta sampai dengan sekarang dan juga sebagai Tim Ahli Asistensi Menteri Keuangan RI bidang Hubungan Keuangan Internasional (2007-sekarang). Pengetahuan dan pengalamannya akan dunia pembangunan, ekonomi, industri, manajemen, keuangan, investasi, perdagangan, matematika, dan pentingnya metodelogi ia tuangkan dalam karya tulis. Jumlahnya mencapai 47 karya, 20 di antaranya berbahasa Inggris.Sebagian besar ditulis dalam jurnal, dan diterbitkan oleh universitas ternama, semisal: Financial Management Association International, University of South Florida, USA, dan Regional Economics Application Laboratory, University of Illinois, USA.

12.  Firman Jaya Daely SH,MH Ketua Dewan Pimpinan Pusat/DPP PDIP bidang Hukum dan Hak Azasi Manusia(2004-2009), dan juga anggota DPR/MPR RI (1999-2004).

7 komentar:

  1. saya bangga anak nias...
    terima kasih buat orang tua kita yang sudah membanggakan khususnya suku Nias. baik dari segi jabatan, keahlian dan teori! semoga jasa jasa beliau diteruskan generasi muda :) (Y)

    BalasHapus
  2. Smoga nias smakin maju kdepan.
    dan juga generasi penerus dapat memoertahan adat nias dan membawa nias kearah yang lebih baik.
    Yaahowu..

    BalasHapus
  3. Saya marga waruwu.dan besar di Sumatera utara.saya sama sekali tidak tau baik bahasa,adat dll.tapi saya bangga jadi orang Nias.

    BalasHapus
  4. Semoga pulau ku nias tanoniha semakin maju dan menjadi pulau kebanggaan kita orang nias...

    BalasHapus
  5. Saya marga FAU dari Maluku saya bangga ada keluarga terutama mesyarakat Nias pada umumnya menjadi tokoh/orang pembesar.moga ada lagi regenerasi dari masyarakat Nias yang menjadi pembesar di mata Negara dan Dunia.

    BalasHapus
  6. Tolong diberikan tarombo marga waruwu hingga saat ini

    BalasHapus
  7. Beritahu saya asal usul marga waruwu

    BalasHapus