Kamis, 29 November 2012

Sirombu Kota Kenangan 'Nias Barat'


SIROMBU KOTA KENANGAN

Teman-teman semuanya, Berikut ini saya akan mendeskripsikan sebagian kecil keindahan dan sejarah singkat dari kota kelahiran saya yaitu Sirombu. Bilamana dalam penulisan blog saya ini ada yang salah penjelasan sehingga memunculkan persepsi yang kurang baik, mohon kritik dan saran yang membangun.


Terletak disebelah barat pulau Nias, Sirombu merupakan kota kecil yang terletak di kabupaten Nias Barat dan di kecamatan Sirombu, berpenduduk sekitar 1000 orang. Mayoritas penduduknya menganut agama Kristen Protestan, dilanjutkan Kristen Katolik dan Agama Islam. Perbedaan agama tidak membuat kota Sirombu menjadi terpecah buktinya Masjid, Gereja dan Vihara saling berdekatan, damai dan tidak ada konflik antar agama seperti didaerah-daerah lainnya. Tetapi justru sebaliknya masyarakat saling bahu membahu menggerakkan pembangun demi kemajuan kota kenangan yaitu Sirombu.

Dibalik kotanya yang kecil, masyarakat Sirombu ternyata banyak pendatang dari daerah dan suku lain, seperti dari Lahewa, Gunungsitoli, Telukdalam, Padang, Bugis, China, Tionghoa dan mayoritas masyarakatnya ialah berasal dari Pulau Hinako dan sekitarnya. Perbedaan itu membuat kota Sirombu semakin beragam namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat budaya leluhur dimasa lalu, terutama tatakrama, semangat gotong royong dan rasa kekeluargaan.

Dibalik itu semua Kota Sirombu memiliki tempat eksotik tersendiri dimata penduduknya yaitu Pelabuhan Sirombu. Dikala senja setelah seharian masyarakatnya menghabiskan waktu untuk bekerja. Dermaga Sirombu ‘Biasa Disebut’ menjadi tempat favorit yang wajib untuk dikunjungi, bersama keluarga, sahabat maupun teman dekat. Keindahan pantai Sirombu menyuguhkan sunset yang luar biasa indah. Dimana kita bisa menikmati Pulau Si’ite dan Pulau Lawandra yang berada tepat didepan pantai Sirombu. Melihat keindahan pulau tersebut menambah keindahan terumbu karang disepanjang pinggir pantai Sirombu ditambah langit dan laut yang biru, membuat siapa saja yang berada disana terpesona dan terpanah menyaksikannya.

Laut biru dan Pasir Keabu-abuan membuat siapa saja jatuh cinta dan ingin berenang di Pantai Sirombu. Terutama pada hari-hari libur seperti hari minggu, ratusan orang dari daerah lain di Pulau Nias memilih liburan di pantai Sirombu karena selain berenang semua orang juga bisa memancing dan menyaksikan pemandangan yang indah dari Pantai Sirombu. Itulah salah satu yang membuat semua orang saat ini yang sedang merantau di daerah lain rindu pada kampung halamannya yaitu Sirombu.

Kota Sirombu yang sekarang sedang pada masa pembangunan. Ternyata telah banyak mengalami banyak perubahan dari masa ke masa akibat banyak bencana alam yang melanda kota tersebut. Diantaranya pada tahun 1988, Sirombu yang dulu terkenal dengan Fasa Zirombu-nya (Pasar Sirombu) merupakan pusat kota terbesar ke 2 di Nias saat itu, setelah Gunung Sitoli sebagai Ibu kota Nias saat ini. Dimana Fasa Zirombu banyak menjual segala macam barang kebutuhan dan juga pusat industri jual beli Kopra dari Pulau Hinako dan 7 pulau laninnya, di Sirombu lah tempat dipemasarannya. Sehingga Sirombu pun mempunyai kilang minyak sendiri untuk mengolah kopra-kopra saat itu. Namun kilang tersebut saat ini sudah tidak dipergunakan lagi. Semuanya hangus dalam sekejab ketika tahun 1988 Pasar Sirombu mengalami musibah kebakaran besar yang mengakibatkan seluruh rumah warga ludes terbakar. Mengakibatkan sistem perekonomian masyarakat saat itu lumpuh total.

Seiring dengan berjalannya waktu Sirombu pun terus berbenah diri. Menata kota dan perekonomian ke arah yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakatnya. Disaat Sirombu dalam masa perkembangannya. Tepat pada tanggal 26 Desember 2005 silam, Sirombu kota Kenangan kembali dilanda bencana alam. Gempa dahsyat mengguncang kota Sirombu dan selang beberapa waktu kemudian Tsunami meluluh-lantahkan pasar Sirombu. Bencana dahsyat yang melanda beberapa pulau di barat Indonesia itu berpusat di sekitar Banda Aceh sehingga pulau-pulau kecil disekitarnyapun terkena dampak Tsunami diantaranya P. Simelu dan P.Nias. 

Puluhan rumah warga di Sirombu saat itu hancur dalam sekejab dan membuat satu orang warga meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Dilanjutkan pada tanggal 25 Maret 2005 gempa bumi kembali melanda dan mengahancurkan kota Sirombu. Berbagai macam bantuan baik didalam dan diluar negeri turut membantu warga Sirombu saat itu yang sedang mengalami bencana. Selang beberapa tahun kemudian seperti kata pepatah ‘Tiap-tiap ada celaka pasti ada hikmahnya’ itulah pegangan masyarakat Sirombu saat itu untuk tabah dan berserah diri menghadapi cobaan dahsyat yang dibberikan tuhan kepada mereka. Buah dari kesabaran itu ternyata dapat dirasakan hingga saat ini, kemajuan dibidang politik, sosial dan perekonomian berkembang semakin pesat. Perekembangan itu bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Sirombu tetapi seluruh masyarakat Nias sampai sekarang.

Namun, akibat bencana Tsunami dan gempa bumi yang melanda kota Sirombu beberapa tahun silam. Membuat masyarakat Sirombu takut dan was-was kembali ke Pasar Sirombu lagi. Hampir semua warga Sirombu pindah pada perumahan bantuan yang diberikan oleh donatur dari luar negeri. Perumahan yang berjumlah ratusan unit itu dibangun senyaman mungkin untuk kelangsungan hidup masyarakat Sirombu. Pindah pada perumahan tersebut bukan berarti membuat masyarakatnya meninggalkan dan melupakan pasar Sirombu begitu saja, tetapi sebaliknya bila kondisi terlihat aman dari bencana mereka berjanji akan kembali dan menata kota Sirombu lagi. Karena sampai sekarang gempa bumi sesekali terjadi lagi sehingga membuat warga trauma. Bahkan ada beberapa warga yang tidak takut kembali  membangun rumah untuk melanjutkan usaha di Pasar Sirombu hingga saat ini.

Terimakasih buat para reader yang sudah membaca, terutama kepada warga asli kota Sirombu dan terlebih-lebih masyarakat Nias Barat.  Wassallam  ~Y A A H O W U~

Rabu, 28 November 2012

Marga-Marga di Nias

Marga-Marga di Nias

Suku Nias menerapkan sistem marga mengikuti garis ayah (patrilineal). Marga-marga umumnya berasal dari kampung-kampung pemukiman yang ada.

No
Marga Nias
No
Marga Nias
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Amazihönö
Baeha
Baene
Bago
Bali
Bate’e
Bawamenewi
Bawaulu
Bazikho
Bidaya
Bohalima
Bulu’aro
Bunawölö
Bu’ulölö
Buaya
Daeli
Dakhi
Dawölö
Daya
Dohare
Dohude
Duha
Falakhi
Famaugu
Fanaetu
Fau
Finowa’a
Gaho
Ganumba
Garamba
Gari
Gaurifa
Ge’e
Gea
Giawa
Gowasa
Göri
Gulö
Halawa
Harefa
Haria
Harita
Hia
Hondrö
Hulu
Humendru
Hura
La’ia
Lafau
Lahagu
Lahu
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Laoli
Laowö
Larosa
Lase
Lature
Luahambowo
Lawölö
Lö’i
Lömbu
Maduwu
Manaö
Manaraja
Maru’ao
Maruabaya
Maruhawa
Marundruri
Marulafau
Mendröfa
Möhö
Nakhe
Nazara
Ndraha
Nduru
Nehe
Saota
Sarahönö
Sarumaha
Sihura
Tafana’ö
Telaumbanua
Wakho
Waoma
Wa’ö
Warasi
Waruwu
Wate
Wa’u
Waya
Zagötö
Zai
Zalukhu
Zamili
Zandroto
Zebua
Zega
Zendratö
Ziawa
Zidömi
Ziliwu
Ziraluo
Zörömi