Kamis, 29 November 2012

Sirombu Kota Kenangan 'Nias Barat'


SIROMBU KOTA KENANGAN

Teman-teman semuanya, Berikut ini saya akan mendeskripsikan sebagian kecil keindahan dan sejarah singkat dari kota kelahiran saya yaitu Sirombu. Bilamana dalam penulisan blog saya ini ada yang salah penjelasan sehingga memunculkan persepsi yang kurang baik, mohon kritik dan saran yang membangun.


Terletak disebelah barat pulau Nias, Sirombu merupakan kota kecil yang terletak di kabupaten Nias Barat dan di kecamatan Sirombu, berpenduduk sekitar 1000 orang. Mayoritas penduduknya menganut agama Kristen Protestan, dilanjutkan Kristen Katolik dan Agama Islam. Perbedaan agama tidak membuat kota Sirombu menjadi terpecah buktinya Masjid, Gereja dan Vihara saling berdekatan, damai dan tidak ada konflik antar agama seperti didaerah-daerah lainnya. Tetapi justru sebaliknya masyarakat saling bahu membahu menggerakkan pembangun demi kemajuan kota kenangan yaitu Sirombu.

Dibalik kotanya yang kecil, masyarakat Sirombu ternyata banyak pendatang dari daerah dan suku lain, seperti dari Lahewa, Gunungsitoli, Telukdalam, Padang, Bugis, China, Tionghoa dan mayoritas masyarakatnya ialah berasal dari Pulau Hinako dan sekitarnya. Perbedaan itu membuat kota Sirombu semakin beragam namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat budaya leluhur dimasa lalu, terutama tatakrama, semangat gotong royong dan rasa kekeluargaan.

Dibalik itu semua Kota Sirombu memiliki tempat eksotik tersendiri dimata penduduknya yaitu Pelabuhan Sirombu. Dikala senja setelah seharian masyarakatnya menghabiskan waktu untuk bekerja. Dermaga Sirombu ‘Biasa Disebut’ menjadi tempat favorit yang wajib untuk dikunjungi, bersama keluarga, sahabat maupun teman dekat. Keindahan pantai Sirombu menyuguhkan sunset yang luar biasa indah. Dimana kita bisa menikmati Pulau Si’ite dan Pulau Lawandra yang berada tepat didepan pantai Sirombu. Melihat keindahan pulau tersebut menambah keindahan terumbu karang disepanjang pinggir pantai Sirombu ditambah langit dan laut yang biru, membuat siapa saja yang berada disana terpesona dan terpanah menyaksikannya.

Laut biru dan Pasir Keabu-abuan membuat siapa saja jatuh cinta dan ingin berenang di Pantai Sirombu. Terutama pada hari-hari libur seperti hari minggu, ratusan orang dari daerah lain di Pulau Nias memilih liburan di pantai Sirombu karena selain berenang semua orang juga bisa memancing dan menyaksikan pemandangan yang indah dari Pantai Sirombu. Itulah salah satu yang membuat semua orang saat ini yang sedang merantau di daerah lain rindu pada kampung halamannya yaitu Sirombu.

Kota Sirombu yang sekarang sedang pada masa pembangunan. Ternyata telah banyak mengalami banyak perubahan dari masa ke masa akibat banyak bencana alam yang melanda kota tersebut. Diantaranya pada tahun 1988, Sirombu yang dulu terkenal dengan Fasa Zirombu-nya (Pasar Sirombu) merupakan pusat kota terbesar ke 2 di Nias saat itu, setelah Gunung Sitoli sebagai Ibu kota Nias saat ini. Dimana Fasa Zirombu banyak menjual segala macam barang kebutuhan dan juga pusat industri jual beli Kopra dari Pulau Hinako dan 7 pulau laninnya, di Sirombu lah tempat dipemasarannya. Sehingga Sirombu pun mempunyai kilang minyak sendiri untuk mengolah kopra-kopra saat itu. Namun kilang tersebut saat ini sudah tidak dipergunakan lagi. Semuanya hangus dalam sekejab ketika tahun 1988 Pasar Sirombu mengalami musibah kebakaran besar yang mengakibatkan seluruh rumah warga ludes terbakar. Mengakibatkan sistem perekonomian masyarakat saat itu lumpuh total.

Seiring dengan berjalannya waktu Sirombu pun terus berbenah diri. Menata kota dan perekonomian ke arah yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakatnya. Disaat Sirombu dalam masa perkembangannya. Tepat pada tanggal 26 Desember 2005 silam, Sirombu kota Kenangan kembali dilanda bencana alam. Gempa dahsyat mengguncang kota Sirombu dan selang beberapa waktu kemudian Tsunami meluluh-lantahkan pasar Sirombu. Bencana dahsyat yang melanda beberapa pulau di barat Indonesia itu berpusat di sekitar Banda Aceh sehingga pulau-pulau kecil disekitarnyapun terkena dampak Tsunami diantaranya P. Simelu dan P.Nias. 

Puluhan rumah warga di Sirombu saat itu hancur dalam sekejab dan membuat satu orang warga meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Dilanjutkan pada tanggal 25 Maret 2005 gempa bumi kembali melanda dan mengahancurkan kota Sirombu. Berbagai macam bantuan baik didalam dan diluar negeri turut membantu warga Sirombu saat itu yang sedang mengalami bencana. Selang beberapa tahun kemudian seperti kata pepatah ‘Tiap-tiap ada celaka pasti ada hikmahnya’ itulah pegangan masyarakat Sirombu saat itu untuk tabah dan berserah diri menghadapi cobaan dahsyat yang dibberikan tuhan kepada mereka. Buah dari kesabaran itu ternyata dapat dirasakan hingga saat ini, kemajuan dibidang politik, sosial dan perekonomian berkembang semakin pesat. Perekembangan itu bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Sirombu tetapi seluruh masyarakat Nias sampai sekarang.

Namun, akibat bencana Tsunami dan gempa bumi yang melanda kota Sirombu beberapa tahun silam. Membuat masyarakat Sirombu takut dan was-was kembali ke Pasar Sirombu lagi. Hampir semua warga Sirombu pindah pada perumahan bantuan yang diberikan oleh donatur dari luar negeri. Perumahan yang berjumlah ratusan unit itu dibangun senyaman mungkin untuk kelangsungan hidup masyarakat Sirombu. Pindah pada perumahan tersebut bukan berarti membuat masyarakatnya meninggalkan dan melupakan pasar Sirombu begitu saja, tetapi sebaliknya bila kondisi terlihat aman dari bencana mereka berjanji akan kembali dan menata kota Sirombu lagi. Karena sampai sekarang gempa bumi sesekali terjadi lagi sehingga membuat warga trauma. Bahkan ada beberapa warga yang tidak takut kembali  membangun rumah untuk melanjutkan usaha di Pasar Sirombu hingga saat ini.

Terimakasih buat para reader yang sudah membaca, terutama kepada warga asli kota Sirombu dan terlebih-lebih masyarakat Nias Barat.  Wassallam  ~Y A A H O W U~

Rabu, 28 November 2012

Marga-Marga di Nias

Marga-Marga di Nias

Suku Nias menerapkan sistem marga mengikuti garis ayah (patrilineal). Marga-marga umumnya berasal dari kampung-kampung pemukiman yang ada.

No
Marga Nias
No
Marga Nias
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Amazihönö
Baeha
Baene
Bago
Bali
Bate’e
Bawamenewi
Bawaulu
Bazikho
Bidaya
Bohalima
Bulu’aro
Bunawölö
Bu’ulölö
Buaya
Daeli
Dakhi
Dawölö
Daya
Dohare
Dohude
Duha
Falakhi
Famaugu
Fanaetu
Fau
Finowa’a
Gaho
Ganumba
Garamba
Gari
Gaurifa
Ge’e
Gea
Giawa
Gowasa
Göri
Gulö
Halawa
Harefa
Haria
Harita
Hia
Hondrö
Hulu
Humendru
Hura
La’ia
Lafau
Lahagu
Lahu
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Laoli
Laowö
Larosa
Lase
Lature
Luahambowo
Lawölö
Lö’i
Lömbu
Maduwu
Manaö
Manaraja
Maru’ao
Maruabaya
Maruhawa
Marundruri
Marulafau
Mendröfa
Möhö
Nakhe
Nazara
Ndraha
Nduru
Nehe
Saota
Sarahönö
Sarumaha
Sihura
Tafana’ö
Telaumbanua
Wakho
Waoma
Wa’ö
Warasi
Waruwu
Wate
Wa’u
Waya
Zagötö
Zai
Zalukhu
Zamili
Zandroto
Zebua
Zega
Zendratö
Ziawa
Zidömi
Ziliwu
Ziraluo
Zörömi


Selasa, 04 September 2012

Tugas PKN Sikap Terhadap Pengaruh Dan Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa Dan Negara


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Yang menjadi latar belakang penyusunan paper ini adalah :
  1. Supaya materi pelajaran kami cepat selesai, terkhusus untuk pelajaran PKN.
  2. Inisiatif siswa khususnya kelompok V dalam meningkatkan kegiatan kegiatan belajar melalui diskusi kelompok.
  3. Keinginan untuk memperdalam materi tentang “Sikap Terhadap Pengaruh dan Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara”.

B.     TUJUAN

Yang menjadi tujuan penyusunan paper ini adalah :
  1. Ingin mempercepat materi pelajaran.
  2. Meningkatkan sistem program belajar.
  3. Melatih diri dalam berkomunikasi dan tampil didepan umum.

C.    PENGERTIAN

Untuk lebih memahami apa dan bagaimana sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara, maka terlebuh dahulu, kita harus memiliki pemahaman terhadap globalisasi.

Globalisasi berarti suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang  kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata.

Dengan globalisasi, kita dapat mengambil peranan yang lebih besar pada prakarsa dan kreativitas warga masyarakat melalui berbagai infrastruktur teknologi informasi dan transportasi, ekonomi, sosial-budaya, politik atau elemen organisasi masyarakat. Setiap warga negara berkewajiban dan sekaligus merupakan suatu kehormatan apabila mampu menciptakan motivasi, tatanan, kondisi, dan peluang yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan prakarsa masyarakat itu sendiri.

Era globalisasi dewasa ini mengharuskan kita untuk bersikap arif dan mampu merumuskan serta mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam berinteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa, serta menyegarkan dan memperluas makna pemahaman kebangsaan kita dengan mengurangi berbagai dampak negatif yang akan timbul. Sudah saatnya era globalisasi kita maknai dalam arti yang positif, antara lain tumbuhnya persaingan yang sehat, tingkat kompetisi yang tinggi, harus serba cepat dan sebagainya.

Beberapa sikap yang perlu kita miliki dalam rangka menghadapi pengaruh globalisasi dan implikasinya terhadap bangsa dan negara antara lain :
  1. Memiliki wawasan global.
  2. Memahami era globalisasi dan hubungan interdependensi ekonomi.
  3. Memahami perkembangan dunia yang sangat cepat.
  4. Memanfaatkan globalisasi untuk pembangunan.
  5. Implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    MEMILIKI WAWASAN GLOBAL

Khusus globalisasi & perkembangan global lainnya, perkembangan ini mulai menampakkan pengaruhnya berupa perhatian & apresiasi kita yang kadang berlebihan terhadap berbagai wawasan dan perikehidupan global :

a.      Budaya Global
Perilaku, nilai dan gaya hidup yang dibawa masuk arus informasi global diterima dengan mudah meskipun ada yang tidak sesuai dengan nilai sosial-budaya. Munculnya manusia global, orang yang hidup di Indonesia tetapi lebih merasa sebagai warga komunitas global & sebagainya.

b.      Konsep Global
Timbulnya wacana atau diskusi terhadap permasalahan konseptual yang ditimbulkan oleh globalisasi, misalnya mengenai konsep negara-bangsa (nation-state), relevasi ideologi bagi ideologi negara, primordialisme baru, liberalisasi, dan sebagainya.

c.       Pendangkalan wawasan dan kehidupan demokrasi
Kompetisi media massa global melahirkan demokrasi “instant” dan pendangkalan wawasan, dengan proses analisis realisme yang langsung jadi dari tempat peristiwa yang mengutamakan nilai “ gigit” (soundbites), rentang perhatian (span of attention) yang singkat, serta kultur pop global. Pendangkalan ini menular kedalam masyarakat yang tidak sempat melihat perspektif yang wajar sebagai akibat dari gerak dinamika yang sangat tinggi

d.      Isu Global
Hak Asasi Manusia, masalah lingkungan global, dan isu yang dikembangkan di masyarakat yang menguasai lalu lintas informasi global, misalnya hak aborsi wanita, kohabitasi, keluarga sejenis, dan sebagainya.

e.       Politik Global
Dengan pengkajian dan telaahan yang lebih dalam dan terbuka, dengan memakai bahasa yang sama, isu global dapat dibahas dalam berbagai forum, seminar, pengkajian, dan diskusi secara lugas.




B.     Memahami Era Globalisasi dan Hubungan Interdependensi Ekonomi

Perkembangan baru bidang ekonomi telah menciptakan suasana serta pola hubungan finansial, perdagangan, produksi, dan berbagai hubungan ekonomi lain yang sangat berbeda dengan yang dikenal atau dilaksanakan sebelumnya. Berbagai perkembangan baru yang menggambarkan kecenderungan globalisasi atau transnasionalisasi dalam perekonomian dapat dilukiskan sebagai berikut :

  1. Dalam hubungan finansial,
Semenjak pertengahan dasawarsa tujuh puluhan telah terjadi proses globalisasi keuangan dalam bentuk internasionalisasi dan mungkin lebih tepat transionalisasi keuangan, yaitu meluaskan operasi lembaga keuangan sehingga tidak terbatas pada suatu negara atau wilayahnya, akan tetapi seluruh dunia.

  1. Gejala sekuritisasi,
Atau proses membaurnya operasi bank-bank komersial dengan lembaga-lembaga keuangan sekuriti serta inovasi baru dalam operasi keuangan, berupa perluasan jasa uang sehingga mencakup berbagai kegiatan di luar yang secara tradisional dilakukan di pasar uang.

  1. Dalam kegiatan produksi,
Kecenderungan globalisasi tampak dari proses pembuatan produk akhir yang komponen-komponennya dihasilkan di berbagai negara, sehingga hasil akhirnya merupakan gabungan dari produk yang berasal dari berbagai negara tersebut.

  1. Perusahaan multinasional,
Bukan lagi menghasilkan suatu produk dengan pasokan bahan yang datang dari perusahaan-perusahaan anaknya, akan tetapi perusahaan nasional menghasilkan komponen yang setelah digabungkan dengan komponen-komponen lain yang dihasilkan perusahaan di negara-negara lain, akhirnya menjadi satu barang jadi.

  1. Dalam perkembangan investasi,
Berbagai kegiatan produksi juga bersifat transnasional. Perdagangan internasional makin mengikuti investasi, bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa perdagangan merupakan fungsi dari investasi.

  1. Perkembangan di Timur Tengah,
Suatu reaksi yang menyatukan negara-negara lain untuk mengambil tindakan embargo ekonomi dan penyerangan terhadap Irak yang oleh resolusi PBB dianggap memiliki senjata pemusnah massal. Hal ini merupakan perkembangan baru yang merupakan globalisasi politik, yang dimotori Amerika Serikat dan sekutunya.
  1. Perkembangan teknologi,
Terutama teknologi komunikasi setelah ditemukannya kabel dari fibre optic yang menggantikan tembaga sebagai sarana komunikasi dengan efisiensi yang berlipat ganda telah menimbulkan revolusi dalam hubungan komunikasi karena mampu mentransfer informasi jauh lebih cepat dan akurat serta kapasitas yang berlipat besarnya.

C.    Memahami Perkembangan Dunia yang Sangat Cepat

Kecenderungan globalisasi yang menimbulkan hubungan interdependensi antar perekonomian negara-negara di dunia harus kita pahami sebagai hal yang dibarengi dengan berbagai perkembangan sangat cepat dan juga bersifat struktural. Beberapa indikator perubahan dan perkembangan dunia yang sangat cepat, antara lain :

  1. Banyaknya perekonomian di dunia yang mendorong bekerjanya mekanisme pasar dan persaingan dengan mengurangi campur tangan langsung negara atau pemerintah dalam kegiatan ekonomi nasional. Kecenderungan ini sering disebutkan sebagai penemuan kembali ekonomi pasar yang dilaksanakan di negara-negara atau perekonomian industri baru (newly industrializing countries atau NICs dan newly industrializing economies atau NIEs), negara-negara berkembang, termasuk negara kita, dan yang banyak mendapat sorotan, di negara-negara sosialis atau komunis, dengan glasnost dan perestroikannya.

  1. Terdapat perkembangan penting di Eropa Barat dengan program Pasar Tunggal Eropa pada tahun 1992. Dengan program yang sangat luas ini, kita dapat memaklumi bahwa Eropa akan lebih banyak memperhatikan masalah intern dan lebih bersikap introvertif. Yang jelas sejak dicanangkan penyatuan pasar Eropa, kepercayaan Eropa menjadi pulih; istilah Euroclerosisi menjadi hilang dan penanaman modal di Eropa baik oleh masyarakat sendiri maupun oleh masyarakat luar Eropa makin meningkat.

  1. Amerika Serikat yang 50 tahun lalu menunjukkan keterbukaan dalam sikapnya terhadap perdagangan internasional, mengalami perubahan ke arah proteksionisme, terutama setelah AS mulai kehilangan daya saingnya menghadapi Jepang. Kecenderungan ini tampak jelas dari perundang-undangan yang dikeluarkan dalam perdagangan maupun berbagai rancangan undang-undang yang diajukan di Congress.

  1. Negara Jepang telah memperlihatkan kemampuannya sebagai kekuatan utama di bidang perdagangan. Baru-baru ini MITI Jepang mengeluarkan dokumen yang menunjukkan programnya untuk menjadikan ekonomi Jepang berperan sebagai pemimpin ekonomi dunia dalam tahun 2000-an sebagaimana Amerika Serikat lakukan semenjak berakhirnya Perang Dunia II.

  1. Timbulnya gejala baru ke arah pembentukan ke arah pembentukan free trade area di berbagai wilayah seperti Amerika Utara dan Amerika Serikat dengan Kanada, kemudian dengan Meksiko dan wilayah Australia-New Zealand, dan di negara-negara ASEAN. Bila masing-masing free trade area ini akan menjadi tertutup, kita menghadapi bahaya fragmentasi atau proteksionisme.

  1. Transformasi perekonomian yang terjadi di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara, serta perkembangan NICs baik di Asia maupun di kawasan lain. Ekonomi kawasan Asia Pasifik berkembang sangat pesat yang dipelopori oleh RRC, Taiwan, dan Korea Selatan, demikian pula perdagangan antarnegara-negara di kawasan ini. Kecenderungan ini akan berlanjut di masa depan.

Dengan peningkatan hubungan dagang, investasi, dan ekonomi antarnegara-negara di berbagai kawasan, seolah-olah ada suatu integrasi ekonomi di kawasan tersebut. Di lain pihak ketergantungan kebanyakan negara pada pasar tertentu (AS dan Jepang) yang dapat membuat hubungan bilateral berpotensi menimbulkan friksi, seperti defisit neraca perdagangan yang berkelanjutan.

D.    Memanfaatkan Globalisasi untuk Pembangunan

Pembangunan di negara-negara berkembang pada umumnya, sekarang ini berlangsung  dalam keadaan dunia yang sedang mengalami proses globalisasi. Hal ini dengan akibat bahwa proses pembangunan negara berkembang tidak bisa dilaksanakan terisolasi dari proses globalisasi. Oleh karena itu, beberapa kerangka kebijakan yang berlaku di masa perang dingin, kini di tahun dua ribuan dan ke masa depan tidak relevan lagi.






















Flowchart: Off-page Connector: IMPLIKASI














Rounded Rectangle: KEBIJAKAN
EKONOMI
Rounded Rectangle: PENGEMBANGAN
INSTITUSI
Rounded Rectangle: PENYESUAIAN
NILAI ETIKA
 


























Beberapa negara berkembang, seperti Indonesia dan negara Asia Timur serta beberapa negara Amerika Selatan lainnya sudah menempuh proses pembangunan yang cukup kencang selama dasawarsa lalu dan karena itu mengalami perubahan struktur ekonomi dan sosial yang cukup besar. perubahan yang berlangsung ini menumbuhkan kekuatan-kekuatan sosial baru yang memerlukan penanganan dan kerangka kebijakan pembangunan yang baru pula. Tidak lagi bisa ditempuh dengan “jalan kemarin” atau pendekatan business as usual.

Sehingga setidaknya terdapat dua faktor yang mempengaruhi kerangka kebijakan yang membedakan dengan kebijakan lalu, yaitu:
a.       Proses globalisasi yang gencar berlangsung di seantero dunia sehingga perlu diperhitungkan dan dimanfaatkan dalam menarik kebijakan pembangunan nasional; dan
b.      Perubahan kondisi dan aspirasi masyarakat yang mengubah dan meningkat sebagai hasil pembangunan dasawarsa-dasawarsa lalu.

Dengan memperhatikan dua faktor ini perlu dikaji implikasinya pada keperluan melakukan penyesuaian pada beberapa bidang yang strategis. Perhatikan bagan diatas!

  1. Penyesuaian kebijakan ekonomi
Perlu ditekankan bahwa stabilitas terutama yang terkait dengan bidang ekonomi, khususnya dalam ukurang laju inflasi, tetap perlu dipertahankan oleh karena globalisasi ekonomi justru menghendaki terpeliharanya stabilitas ekonomi. Namun dalam penerapannya tidak cukup lagi ditempuh kebijakan ekonomi yang diandalkan pada kebijakan moneter saja. Kebijakan stabilisasi ekonomi ini pun memerlukan penyesuaian dengan menekankan lebih banyak pada kebijakan sektor rill yang mengurangi hambatan arus dan produksi barang serta jasa.

Dalam menanggapi proses globalisasi ekonomi dengan masuknya saingan menghadapi kelompo-kelompok ekonomi kuat, perlu ada ikhtiar khusus memberdayakan kekuatan ekonomi kuat, perlu ada ikhtiar khusus memberdayakan kekuatan ekonomi lemah. Paling tidak diusahakan agar “medan juang” (playing field) setingkat dalam dunia kompetisi global.

Sudut penglihatan ini membawa akibat bahwa ada sikap berpihak dalam menarik kebijakan pembangunan. Dalam ekonomi pasar yang didorong oleh proses globalissi ekonomi, sangat penting bahwa pemerintah secara eksplisit menunjukkan sikap berpihak pada kelompok lemah dan rentan dalam kebijakan pembangunan. Ini berarti bahwa sistem ekonomi yang dikembangkan adalah “ekonomi pasar dengan pencernaan”.

Proses pembangunan yang berlangsung secara global sekarang ini menunjukkan sifat “pertumbuhan tanpa perluasan lapangan kerja” (jobless growth). Berkenaan dengan kegiatan mengisi pembagunan negara berkembang, ini berarti bahwa perombakan struktur ekonomi dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri sungguh pun penting tidaklah cukup. Yang diperlukan sebagai tambahan adalah meningkatkan kemampuan industri berpengetahuan (knowledge based industry).

  1. Penyesuaian pengembangan institusi

Penyesuaian kebijakan tentang pembangunan ekonomi memerlukan penyesuaian pengembangan institusi. Pertama adalah pengembangan institusi aparatur pemerintah. Dalam sistem ekonomi pasar dengan perencanaan, peranan pemerintah adalah penting. Namun sifat orientasi kepemerintahan perlu mengalami penyesuaian:
1)      Memberi pelayanan kepada masyarakat ditingkatkan menjadi sifat memberdayakan masyarakat melayani dirinya sendiri.
2)      Kegiatan pemerintah beralih dari pelaksanaan (execution) menjadi pembimbingan (guidance).
3)      Pola kepemimpinan yang ditampuh tidak lagi sentralistis tetapi desentralistis baik ke daerah maupun ke kelompok masyarakat.
4)      Sikap kerja yang beralih dari tindak represif ke arah preventif;
5)      Visi penglihatan untuk melihat proses pembangunan tidak dalam jangka pendek (short term vision) tetapi dalam jangka panjang (long term vision).

Masyarakat plural (pluralisme) adalh ciri masyarakat global. Bangsa Indonesia bersyukur bahwa secara politis kita sudah menganut “Bhineka Tunggal Ika”, sehingga keanekaragaman dalam diri masyarakat seyogianya tidak perlu menjadi masalah. Oleh karena itu, tumbuh kembangnya demokrasi tidak lagi dengan cara kekuasaan yang dimiliki berbagai pihak, termasuk pemerintah, digunakan dalam mengembangkan sumber daya alam, ekonomi, dan sosial dalam proses pembangunan.

Global ekonomi mengakibatkan langkanya modal, lebih-lebih dengan kesempatan pembangunan yang terbuka sekarang akibat berakhirnya perang dingin. Maka, permintaan akan modal melebihi pemasokan modal. Modal “tidak mengenal bendera nasional” dan akan memasuki sektor dan negara yang menghasilkan keuntungan.

  1. Penyesuaian nilai etika

Berbagai Penyesuaian  kebijakan ekonomi dan pengembangan institusi ini memerlukan pengembangan nilai etika. Dari berbagai nilai luhur yang dimiliki bangsa indonesia perlu diangkat secara eksplisit nilai-nilai sebagai berikut:

1)      Penegakan martabat kemanusiaan dengan pokok menghormati hidup (respect for life).
2)      Menumbuhkan kebebasan sebagai ciri manusia beradap dan mencakup kebebasan mengaktualisasikan diri dengan identitas sendiri dan atas kerangka acuan sendiri; kebebasan beragama, menerima dan memilih informasi, kebebasan berpikir dan mengungkapkan pendapat, kebebasan hidup bermasyarakat menurut kerangka acuan masyarakat itu sendiri; kebebasan berbangsa, bernegara, dan bertanah air yang tegak sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain.
3)      Menegakkan keadilan yang diwujudkan melalui hukum, sehingga peraturan perundang-undangan mencerminkan rasa adil yang hidup dalam masyarkat.
4)      Toleransi yang menghormati hak berbeda pendapat, berbeda agama, berbeda suku, berbeda ras, dan berbeda kelompok. Hak untuk berbeda dalam semangat bersatu.
5)      Solidaritas sosial yang menumbuhkan sikap keadilan sosil dan terwujud dalam jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan yang menurun dan kesenjangan di atas garis kemiskinan mengecil.

E.     Implikasi Globalisasi terhadap Bangsa dan Negara

Negara Indonesia sebagai bagian masyarakat global dengan ideologi Pancasila yang terbuka dan sistem politik, ekonomi, sosial-budaya, serta hankam yang dinamis, dalam melaksanakan pembangunan dari tahun ke tahun, merasakan dampak dari perubahan-perubahan dunia yang cepat mendasar. Hal ini tentu saja membawa implikasi pada perencanaan dan pengelolaan pembangunan nasional secara keseluruhan dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Akan tetapi, perubahan-perubahan itu sendiri akan berpengaruh pada perkembangan terhadap teknologi informasi dan komunikasi, ilmu pengetahuan, para cendekiawan dari berbagai disiplin ilmu, pelaku ekonomi dalam dunia usaha, maupun perumus kebijakan di tingkat nasional. Semua perubahan-perubahan tersebut akan berimplikasi pada hal-hal antara lain sebagai berikut :

  1. Perumusan kebijakan di tingkat nasional,
Bahwa perubahan yang cepat dan kecenderungan tidak menentu serta makin ketatnya persaingan atau kompetisi di berbagai bidang kehidupan, menuntut peningkatan strategi dan langkah-langkah operasionaluntuk penciptaan iklim bagi dunia usaha, aparat birokrasi, perangkat hukum, infrastruktur, penciptaan sumber daya manusia, dan sebagainya yang terus makin meningkat efisiensi dan daya saingnya.

  1. Pelaku ekonomi,
Bahwa dalam dasawarsa dua ribuan daya saing ekonomi nasional mulai meningkat, kemampuan produksi dan ekspor makin membesar. Untuk itu, diperlukan segala upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan pasar bagi hasil produksi nasional, lewat perbaikan sistem perdagangan internasional dalam kerangka multilateral, regional, dan bilateral.

  1. Pemerintah,
Yaitu baik pemerintah pusat maupun daerah diharapkan makin memainkan peran sebagai fasilitator, pemberi dorongan dan bimbingan kepada para cendekiawan, tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu serta dunia usaha untuk terus meningkatkan daya saing dalam skala nasional dan global. Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi harus dilanjutkan, tanpa menghilangkan campur tangan yang diperlukan, khususnya yang memberikan arah serta dorongan prakarsa, kerativitas, dan partisipasi masyarakat.

  1. Bagi dunia usaha,
Dituntut untuk lebih luwes, lebih sensitif pada tuntutan pasar, dan lebih jeli mempelajari peluang-peluang yang terbuka dipasar serta menerus meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaannya. Khusus globalisasi ekonomi, menuntut kelincahan dunia usaha dalam kerja sama antarpara pelakunya dan dengan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional di pasar dunia.

Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan dibawah ini!










Oval: PENGARUH
GLOBALISASI



Notched Right Arrow: IMPLIKASI




 













Perkembangan yang cepat sebagai pengaruh globalisasi telah membawa implikasi pada teori atau pendekatan diberbagai dan aspek kehidupan. Oleh sebab itu, globalisasi dengan segala implikasinya, hendaknya terus kita upayakan dalam rangka membagun sebuah bangsa dan negara yang mampu berlaku efisien, efektif dan memiliki daya saing global.















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Beberapa sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara antara lain:

1.      Memiliki wawasan global
a.       Budaya global
b.      Konsep global
c.       Pendangkalan wawasan dan kehidupan demokrasi
d.      Isu global
e.       Politik global

2.      Memahami era globalisasi dan hubungan interdependesi ekonomi

Berbagai perkembangan baru yang menggambarkan kecenderungan globalisasi atau transnasionalisasi dalam perekonomian dapat dilukiskan sebagai berikut.
a.       Dalam hubungan finansial
b.      Gejala sekuritisasi
c.       Dalam kegitan produksi
d.      Perusahaan multinasional
e.       Dalam perkembangan investasi
f.       Perkembangan di Timur Tengah
g.      Perkembangan teknologi

3.      Memahami perkembangan dunia yang sangat cepat

4.      Memanfaatkan globalisasi untuk pembangunan
a.       Penyesuaian kebijakan ekonomi
b.      Penyesuaian pengembangan institusi
c.       Penyesuaian nilai etika

5.      Implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara
a.       Perumus kebijakan ditingkat nasional
b.      Pelaku ekonomi
c.       Pemerintah
d.      Bagi dunia usaha


B.     SARAN

  1. Era globalisasi sebaiknya dimaknai dalam arti yang positif
  2. kita sebaiknya memperluas makna pemahaman kebangsaan kita dengan mengurangi berbagai dampak negatif yang akan timbul akibat interaksi terhadap tatanan dunia luar.

C.    KATA PENUTUP

Demikian hasil diskusi kami tentang “Sikap Terhadap Pengaruh Dan Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa Dan Negara”. Dan kami menyadari bahwa penyusunan makalah kami ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik, saran dan kerjasama yang bersifat membangun dari kelompok-kelompok lain, demi perbaikan pada masa yang akan datang.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak pengasuh bidang studi PKn yang telah bersusah payah, mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini. Dan juga kepada pihak-pihak lainnya yang terhadap berperan dalam penyelesaian kami ini.


YA’AHOWU